Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


A.    JUDUL PENELITIAN
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Drill pada Materi Persamaan Kuadrat di SMAN 12 Bandung

B.     BIDANG KAJIAN
Pembelajaran matematika dengan teknik latihan.

C.    LATAR BELAKANG
Globalisasi yang terjadi saat ini mengakibatkan dampak yang cukup besar di semua bidang ilmu pengetahuan. Salah satu dari dampak itu adalah adanya perubahan yang mengarah kepada kemajuan dan pengembangan sebuh bidan ilmu pengetahuan.
Pendidikan merupakan salah satu yang terkena dampak dari globalisasi ini. Persaingan antar bangsa untuk menjadi bangsa yang lebih maju terutama dalam sektor ini semakin ketat.  Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Agar Indonesia mampu bersaing dengan negara lain, kualitas dari pendidikan pun menjadi salah satu faktor. Dengan memiliki mutu pendidikan yang tinggi, pengakuan indonesia sebagai negara maju dari negara lain pun akan tercipta.
Terkait dengan mutu pendidikan, khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Hal ini ditandai dengan banyaknya kebocoran soal pada saat Ujian Nasional. Kebocoran ini membuktikan bahwa siswa dianggap tidak mampu untuk dapat menyelesaikan soal UN dengan benar. Ketidak mampuan inilah yang menggambarkan buruknya prestasi siswa. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan agar dapat meningkatkan prestasi mahasiswa. Diantaranya dengan menerapkan berbagai model dan metode dalam pembelajaran. Dengan menggunakan metode yang sesuai diharapkan materi yang membutuhkan belajar yang ekstra bisa dipahami oleh siswa.
Matematika merupakan mata pelajaran membutuhkan pembelajar ekstra untuk dapat memahaminya. Pemahaman konsep dasar yang kuat menjadi salah satu faktor agar siswa dapat menguasai materi matematika sepenuhnya. Untuk memperoleh hal tersebut, diperlukan cara belajar yang sesuai.
Menurut Thabrany (1994), “Cara belajar merupakan faktor kunci yang menentukan  berhasil  tidaknya  belajar.” 

Cara  belajar  merupakan  suatu  cara  bagaimana  siswa  melaksanakan kegiatan  belajar misalnya  bagaimana mereka mempersiapkan  belajar, mengikuti pelajaran,  aktivitas  belajar  mandiri  yang  dilakukan,  pola  belajar  mereka,  cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh.  Cara  belajar  yang  baik  akan  menyebabkan  berhasilnya  belajar, sebaliknya  cara  belajar  yang  buruk  akan  menyebabkan  kurang  berhasil  atau gagalnya belajar (The Liang Gie:1984).

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Keterampilan inilah yang akan meningkatkan prestasi siswa.

D.    PERUMUSAN MASALAH (PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH)
Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Pemahaman konsep dasar matematika siswa masih kurang.
2.      Minat terhadap belajar matematika masih rendah.
3.      Kegiatan pembelajaran di kelas tidak mencapai tujuan.
E.     TUJUAN PENELITIAN
1.  Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.
2.  Tujuan Khusus
Adapaun tujuan khusus dari penelitian ini :
“Untuk mengetahui apakah melalui dalam pemmbelajaran dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran persamaan kuadrat di SMAN 12 Bandung”.

F.     MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.      SMAN 12 Bandung
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SMAN 12 Bandung dapat lebih menyukai latihan dalam mengerjakan soal agar prestasi belajar siswa lebih baik.
2.      Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
3.      Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa bahwa latihan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

G.    KAJIAN PUSTAKA
1.      Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting  bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang  dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, kenyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia.
Skinner (dalam masbow: 2009) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.
McGeoch (dalam masbow: 2009) memberikan definisi belajar “learning is a change in performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, yang disebabkan oleh proses latihan.
Kimble memberikan definisi belajar “Learning is a relative permanent change in behavioral potentiality occur as a result of reinforced practice. Dalam definisi tersebut terlihat adanya sesuatu hal baru yaitu perubahan yang bersifat permanen, yang disebabkan oleh reinforcement practice.
Horgen (dalam masbow: 2009) memberikan definisi mengenai belajar “learning can be defined as any relatively, permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience” suatu hal yang muncul dalam definisi ini adalah bahwa perilaku sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan atau pengalaman.
Gague dan berliner (dalam kurniawati, 2006) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari 14 pengalaman. Morgan et. Al. (dalam kurniawati, 2006) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman. Slavin (dalam kurniawati, 2006) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gague (dalam kurniawati, 2006) berpendapat bahwa belajar merupakan  perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal  dari proses pertumbuhan. Dari pendapat keempat ahli tersebut, maka konsep tentang  belajar mengandung tiga unsur utama, adalah belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar:  Perubahan perilaku terjadi karena di dahului oleh proses pengalaman ; perubahan perilaku karenabelajar bersifat relatif permanen, artinya lamanya perubahan perilaku pada diri seseorang sukar untuk diukur.

2.      Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Setiawan (dalam Ahmad, 2009) “Prestasi belajar adalah penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.” Menurut Winkel (dalam Ahmad, 2009) “Prestasi belajar adalah bukti usaha yang telah dicapai. Dengan demikian, prestasi merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah ia melakukan sesuatu kegiatan.” Sedangkan menurut Muhari (dalam Ahmad, 2009) “Prestasi belajar adalah istilah untuk menunjukan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha telah dilakukan seseorang”. Prestasi belajar adalah hasil yang menunjukan tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai karena telah melakukan usaha belajar yang optimal.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, dalam Sanjaya, 2011). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar (dalam Sanjaya, 2011) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Menurut Slameto (dalam Sanjaya, 2011) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan menurut Nurkencana (dalam Sanjaya, 2011) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. Selain itu, prestasi belajar juga bisa diartikan sebagai suatu tingkat keberhasilan yang dicapai pada akhir suatu kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Jadi prestasi belajar matematika dapat diartikan sebagai suatu hasil belajar mengajar matematika.

3.      Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

1.      Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

·         Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (dalam Sunarto 2009) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto (dalam Sunarto 2009) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
Muhibbin (dalam Sunarto 2009) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.

·         Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (dalam Sunarto 2009) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.”
Kartono (dalam Sunarto 2009) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin (dalam Sunarto 2009) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

·         Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (dalam Sunarto 2009) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (dalam Sunarto 2009) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”
Kemudian Sardiman (dalam Sunarto 2009) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
·         Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution (dalam Sunarto 2009) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (dalam Sunarto 2009) mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.”
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.
2.      Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (dalam Sunarto 2009) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

a.       Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah (dalam Sunarto 2009) mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

b.      Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartono (dalam Sunarto 2009) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

c.       Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (dalam Sunarto 2009) berpendapat:
Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkccsungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

4.      Metode Drill
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama.Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.

Drill wajar digunakan untuk :
o    Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).
o    Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
o    Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
o    Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
o    Lama latthan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
o    Selingilah latihan agar tidak membosankan.
o    Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.

Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
o    Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
o    Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
o    Siswa cenderung belajar secara mekanis.
o    Dapat rnenyebabkan kebosanan.
o    Mematikan kreasi siswa.
o    Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).





H.    RENCANA
Rencana Penelitian
1. Subjek penelitian
Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas X SMAN 12 Bandung.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana siswa kelas X mulai memiliki pengembangan wawasan. Dalam artian pengmbangan dalam mengerjakan soal (memodifikasi soal).

2. Tempat Penelitian
Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SMAN 12 Bandung. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan lokasi terjangkau dengan tempat tinggal peneliti. Selain SMAN 12 Merupakan sekolah yang berstandar Nasional yang memiliki subjek yang sesuai dengan yang hendak diteliti.

3. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Agustus s.d Oktober. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2011/2012.

I.       JADWAL PENELITIAN

J.      DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Deni. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran AIR Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa. SKRIPSI. FPMIPA. UNINUS. Bandung: Tidak diterbitkan.

Kurniawan, Nikmah. (2006). Pemilihan Cara Belajar yang Efektif pada Mata Pelajaran Sains dengan Metode Eksperimen pada Kelas III SD Negeri Wates 03 Kecamatan  Ngaliyan Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. Makalah Akhir. Semarang: Tidak diterbitkan.

Masbow. (2009). Belajar Menurut Para Ahli Psikologi.(www.masbow.com dikutip pada 1 Maret 2010 jam 13.00 WIB).

Sanjaya Ade. (2011). Pengertian Prestasi Belajar Psikologi. (aadesanjaya.blogspot.com dikutip pada 8 Mei 2011 jam 10.00 WIB).

Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar.( sunartombs.wordpress.com dikutip dikutip pada 8 Mei 2011 jam 10.00 WIB).


No comments:

Post a Comment