A. JUDUL
PENELITIAN
Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Melalui Metode Drill pada Materi Persamaan Kuadrat di SMAN 12
Bandung
B. BIDANG
KAJIAN
Pembelajaran matematika dengan teknik latihan.
Globalisasi
yang terjadi saat ini mengakibatkan dampak yang cukup besar di semua bidang
ilmu pengetahuan. Salah satu dari dampak itu adalah adanya perubahan yang
mengarah kepada kemajuan dan pengembangan sebuh bidan ilmu pengetahuan.
Pendidikan
merupakan salah satu yang terkena dampak dari globalisasi ini. Persaingan antar
bangsa untuk menjadi bangsa yang lebih maju terutama dalam sektor ini semakin
ketat. Demikian halnya dengan Indonesia
menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa
ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus
dibentuk.
Agar Indonesia
mampu bersaing dengan negara lain, kualitas dari pendidikan pun menjadi salah
satu faktor. Dengan memiliki mutu pendidikan yang tinggi, pengakuan indonesia
sebagai negara maju dari negara lain pun akan tercipta.
Terkait dengan
mutu pendidikan, khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)
sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Hal ini ditandai dengan
banyaknya kebocoran soal pada saat Ujian Nasional. Kebocoran ini membuktikan
bahwa siswa dianggap tidak mampu untuk dapat menyelesaikan soal UN dengan
benar. Ketidak mampuan inilah yang menggambarkan buruknya prestasi siswa.
Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa
upaya dilakukan agar dapat meningkatkan prestasi mahasiswa. Diantaranya dengan
menerapkan berbagai model dan metode dalam pembelajaran. Dengan menggunakan
metode yang sesuai diharapkan materi yang membutuhkan belajar yang ekstra bisa
dipahami oleh siswa.
Matematika
merupakan mata pelajaran membutuhkan pembelajar ekstra untuk dapat memahaminya.
Pemahaman konsep dasar yang kuat menjadi salah satu faktor agar siswa dapat
menguasai materi matematika sepenuhnya. Untuk memperoleh hal tersebut,
diperlukan cara belajar yang sesuai.
Menurut
Thabrany (1994), “Cara belajar merupakan faktor kunci yang menentukan berhasil
tidaknya belajar.”
Cara
belajar merupakan suatu
cara bagaimana siswa
melaksanakan kegiatan belajar
misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas
belajar mandiri yang
dilakukan, pola belajar
mereka, cara mengikuti ujian.
Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang
diperoleh. Cara belajar
yang baik akan
menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara
belajar yang buruk
akan menyebabkan kurang
berhasil atau gagalnya belajar
(The Liang Gie:1984).
Drill
merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa
yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu.
Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan
tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi
belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi
belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka
keterampilan akan lebih disempurnakan. Keterampilan inilah yang akan
meningkatkan prestasi siswa.
D.
PERUMUSAN MASALAH (PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH)
Berdasarkan pada latar belakang dan
identifikasi masalah, maka dapat
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Pemahaman konsep dasar matematika siswa
masih kurang.
2.
Minat terhadap belajar matematika masih
rendah.
3.
Kegiatan pembelajaran di kelas tidak
mencapai tujuan.
E. TUJUAN
PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini
menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.
2.
Tujuan Khusus
Adapaun
tujuan khusus dari penelitian ini :
“Untuk
mengetahui apakah melalui dalam pemmbelajaran dengan menggunakan metode drill dapat
meningkatkan prestasi
belajar dalam pembelajaran persamaan kuadrat di SMAN 12 Bandung”.
F. MANFAAT
Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.
SMAN 12 Bandung
Dengan hasil
penelitian ini diharapkan SMAN 12 Bandung dapat lebih menyukai latihan dalam mengerjakan soal agar prestasi belajar siswa lebih baik.
2.
Guru
Sebagai bahan
masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
3.
Siswa
Sebagai bahan
masukan bagi siswa bahwa
latihan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
G. KAJIAN
PUSTAKA
1.
Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan
dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan,
kebiasaan, sikap, kenyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia.
Skinner
(dalam masbow: 2009) memberikan definisi belajar “Learning is a process
progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan
bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat
progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik
dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang
berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.
McGeoch
(dalam masbow: 2009) memberikan definisi belajar “learning is a change in
performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa
perubahan dalam performance, yang disebabkan oleh proses latihan.
Kimble
memberikan definisi belajar “Learning is a relative permanent change in
behavioral potentiality occur as a result of reinforced practice. Dalam
definisi tersebut terlihat adanya sesuatu hal baru yaitu perubahan yang
bersifat permanen, yang disebabkan oleh reinforcement practice.
Horgen
(dalam masbow: 2009) memberikan definisi mengenai belajar “learning can be
defined as any relatively, permanent change in behavior which occurs as a
result of practice or experience” suatu hal yang muncul dalam definisi ini
adalah bahwa perilaku sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan atau
pengalaman.
Gague dan berliner (dalam kurniawati, 2006) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya
karena hasil dari 14 pengalaman. Morgan et. Al. (dalam kurniawati, 2006)
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi
karena hasil dari praktek atau pengalaman. Slavin (dalam kurniawati, 2006)
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh
pengalaman. Gague (dalam kurniawati, 2006) berpendapat bahwa belajar
merupakan perubahan disposisi atau
kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan
perubahan perilaku itu tidak berasal
dari proses pertumbuhan. Dari pendapat keempat ahli tersebut, maka
konsep tentang belajar mengandung tiga unsur
utama, adalah belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Untuk mengukur
apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku
sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar:
Perubahan perilaku terjadi karena di dahului oleh proses pengalaman ;
perubahan perilaku karenabelajar bersifat relatif permanen, artinya lamanya
perubahan perilaku pada diri seseorang sukar untuk diukur.
2.
Pengertian Prestasi Belajar
Menurut
Setiawan (dalam Ahmad, 2009) “Prestasi belajar adalah penguasaan yang dicapai
oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.” Menurut Winkel (dalam Ahmad, 2009) “Prestasi belajar adalah bukti
usaha yang telah dicapai. Dengan demikian, prestasi merupakan hasil yang telah
dicapai seseorang setelah ia melakukan sesuatu kegiatan.” Sedangkan menurut
Muhari (dalam Ahmad, 2009) “Prestasi belajar adalah istilah untuk menunjukan
suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha
telah dilakukan seseorang”. Prestasi belajar adalah hasil yang menunjukan
tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai karena telah melakukan usaha
belajar yang optimal.
Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individu maupun secara kelompok (Djamarah, dalam Sanjaya, 2011). Sedangkan
menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar (dalam Sanjaya, 2011) bahwa prestasi adalah
apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati
yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Menurut
Slameto (dalam Sanjaya, 2011) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara
sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat
diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan menurut Nurkencana (dalam
Sanjaya, 2011) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan
bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Setelah
menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah
dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu
baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian
akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. Selain itu, prestasi belajar juga
bisa diartikan sebagai suatu tingkat keberhasilan yang dicapai pada akhir suatu
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Jadi prestasi belajar matematika
dapat diartikan sebagai suatu hasil belajar mengajar matematika.
3.
Faktor yang mempengaruhi Prestasi
Belajar
Untuk
mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain;
faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
1. Faktor
Intern
Faktor
intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun
yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi,
bakat, minat dan motivasi.
·
Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan
adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya
intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat
perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan
yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak
pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor
intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Menurut
Kartono (dalam Sunarto 2009) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang
penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang
murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara
potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto
(dalam Sunarto 2009) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan
lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
Muhibbin
(dalam Sunarto 2009) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi
kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk
meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa
maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”
Dari
pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang
tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha
belajar.
·
Bakat
Bakat
adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan
pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto
(dalam Sunarto 2009) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya
dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai
kesanggupan-kesanggupan tertentu.”
Kartono
(dalam Sunarto 2009) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan
kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi
kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin (dalam Sunarto 2009) mengatakan
“bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”
Dari
pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang
sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat
mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam
proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting
dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau
orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
·
Minat
Minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa
kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (dalam Sunarto 2009) minat adalah
“kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto
(dalam Sunarto 2009) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”
Kemudian
Sardiman (dalam Sunarto 2009) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan
pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau
kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan
disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang
siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat
mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah
dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal
maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat
tercapai sesuai dengan keinginannya.
·
Motivasi
Motivasi
dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan
yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai
motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat
ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik
akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution
(dalam Sunarto 2009) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman (dalam Sunarto 2009)
mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu
atau ingin melakukan sesuatu.”
Dalam
perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi
instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan
motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran
sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi
ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang
siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.
2. Faktor
Ekstern
Faktor
ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan
keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (dalam Sunarto 2009) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (dalam Sunarto 2009) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
a. Keadaan
Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan
dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah
lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan
bangsa, negara dan dunia.”
Adanya
rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam
belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara
aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar.
Dalam
hal ini Hasbullah (dalam Sunarto 2009) mengatakan: “Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak
pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan
akhlak dan pandangan hidup keagamaan.”
Oleh
karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan
informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang
tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.
Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua
dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan
tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk
belajar.
b. Keadaan
Sekolah
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik
dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi
cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan
kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi
hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartono (dalam Sunarto 2009) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
Menurut Kartono (dalam Sunarto 2009) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
c. Lingkungan
Masyarakat
Di
samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan
pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam
hal ini Kartono (dalam Sunarto 2009) berpendapat:
Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
Dengan
demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam
pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan
kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa
bertempat tinggal di suatu lingkccsungan temannya yang rajin belajar maka
kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia
akan turut belajar sebagaimana temannya.
4.
Metode Drill
Drill merupakan suatu cara mengajar
dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa
sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti
bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara
situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan
berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah
kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih
disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat
disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu
cukup lama.Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada
siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
Drill wajar digunakan untuk :
o Kecakapan motoris, misalnya :
menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).
o Kecakapan mental, misalnya:
Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
o Tujuan harus dijelaskan kepada siswa
sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat
sesuai apa yang diharapkan.
o Tentukan dengan jelas kebiasaan yang
dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
o Lama latthan harus disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
o Selingilah latihan agar tidak membosankan.
o Perhatikan kesalahan-kesalahan umum
yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan
perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
o Pengertian siswa lebih luas melalui
latihan berulang-ulang.
o Siswa siap menggunakan
keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
o Siswa cenderung belajar secara
mekanis.
o Dapat rnenyebabkan kebosanan.
o Mematikan kreasi siswa.
o Menimbulkan verbalisme (tahu
kata-kata tetapi tak tahu arti).
H. RENCANA
Rencana
Penelitian
1.
Subjek penelitian
Subyek
dalam peniltian ini adalah siswa kelas X SMAN 12 Bandung.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana siswa kelas X mulai memiliki pengembangan wawasan. Dalam artian pengmbangan dalam mengerjakan soal (memodifikasi soal).
Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana siswa kelas X mulai memiliki pengembangan wawasan. Dalam artian pengmbangan dalam mengerjakan soal (memodifikasi soal).
2.
Tempat Penelitian
Dalam
penilitian ini penulis mengambil lokasi di SMAN 12 Bandung. Penulis mengambil
lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan lokasi terjangkau dengan tempat
tinggal peneliti. Selain SMAN 12 Merupakan sekolah yang berstandar Nasional
yang memiliki subjek yang sesuai dengan yang hendak diteliti.
3. Waktu Penelitian
Dengan
beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu
penelitian selama 3 bulan Agustus s.d Oktober. Waktu dari perencanaan sampai
penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2011/2012.
I. JADWAL
PENELITIAN
J. DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Deni. (2009). Pengaruh
Model Pembelajaran AIR Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa. SKRIPSI.
FPMIPA. UNINUS. Bandung: Tidak diterbitkan.
Kurniawan, Nikmah. (2006). Pemilihan Cara Belajar yang Efektif pada Mata Pelajaran Sains dengan
Metode Eksperimen pada Kelas III SD Negeri Wates 03 Kecamatan Ngaliyan Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. Makalah
Akhir. Semarang: Tidak diterbitkan.
Masbow. (2009). Belajar
Menurut Para Ahli Psikologi.(www.masbow.com dikutip pada 1 Maret 2010 jam 13.00 WIB).
Sanjaya Ade. (2011). Pengertian
Prestasi Belajar Psikologi. (aadesanjaya.blogspot.com dikutip
pada 8 Mei 2011 jam 10.00 WIB).
Sunarto. (2009). Pengertian
Prestasi Belajar.( sunartombs.wordpress.com dikutip dikutip pada 8 Mei 2011 jam 10.00 WIB).
No comments:
Post a Comment