MANAJEMEN KOMPONEN SEKOLAH
A. PENGANTAR
Istilah manajemen dan
administrasi adakalanya dipertukarkan atau hanya dibedakan secara nominal.
Menurut Sergiovanni at-al.(Danim,2002), dilingkungan pendidikan sekolah, sangat
mungkin orang lebih suka menggunakan istilah administrasi daripada manajemen
untuk membedakannya dengan organisasi bisnis dan industri, dua isstilah
terakhir memang berkonotasi komersial.
Menurut Krajewski at. Al.
(Danim,2002) Titik tekan manajemen terletak pada dimensi-dimensi lebih teknis dari
usaha untuk mencapai tujuan, sedangkan administrasi, disamping menyangkut
tugas-tugas manajemen bagi pencapainnya tujuan, juga menekankan pada penciptaan
unitas dari dimensi-dimensi keorganisasian dan sasaran-sasaran yang ingin
dicapai. Menurut Lipham dan Hoeh (Danim,2002), pendekatan proses dalam
administrasi kurang menekankan aspek-aspek operatif apa (what) yang harus
dikerjakan dan bagaimana (how) organisasi akan dikelola.
Dengan demikian, istilah
administrasi umumnya digunakan bilamana merujuk pada proses kerja manajerial
tingkat puncak yang dilihat dari konteks keorganisasian, sedangkan istilah
manajemen merujuk pada proses kerja manajerial pada tingkat yang lebih
operasional.
Komponen-komponen sekolah itu
adalah siswa, tenaga kependidikan (guru pegawai), kurikulum, keuangan, sarana
dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan layanan khusus
(Adam,2003; Soetjipto dan Kosasi, 1994, dan Bafadal, 2003).
Manajemen atau pengelolaan
merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan
sekolah. Alasannya, tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pembelajaran di
sekolah dapat diwujudkan secara optimal, efisien dan efektif.
B. Manajemen Kurikulum dan
Program Pengajaran
Manajemen kurikulum dan program
pengajaran merupakan bagian integral dari manajemen berbasis sekolah, mencakup
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilainnya kurikulum.
Manajemen atau administrasi
pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan dibidang
pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara
efisien dan efektif.
Kepala sekolah harus bertanggung
jawab tentang perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan
program pengajaran di sekolah. Untuk kepentingan tersebut, paling tidak
terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1. Menilai kesesuaian program
yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutahan murid
2. Meningkatkan kualitas
perencanaan program
3. Memilih dan melaksanakan
program
4. Menilai perubahan program
Menurut Mulyasa (2003) beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh guru adalah :
1. Tujuan yang dikehendaki harus
jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat dan makin tepat
program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
2. Program itu harus sederhana
dan fleksibel
3. Program-program yang disusun
dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
4. Program yang dikembangkan
harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya
5. Harus ada koordinasi antar
komponen pelaksana program di sekolah.
Oleh karena itu, perlu dilakukan
pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran,
pembagian alokasi waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar,
penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar
siswa, perbaikan pengajaran, serta pengisian waktu jam kosong.
C. Manajemen Tenaga Kependidikan
Dalam peraturan Pemerintah Nomor
38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan, pada pasal 3 ayat (1) dinyatakan;
“Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan,
penilik, pengawas, peneliti dan pengembang dibidang pendidikan, pustakawan,
laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji”.
Manajemen tenaga kependidikan
atau manajemen personalia pendidikan di sekolah bertujuan untuk mendayagunakan
tanaga kependidikan – guru di SD – secara efisien dan efektif untuk mencapai
hasil yang optimal namun tetap dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan.
Manajemen tenaga kependidikan
(guru dan bukan guru) mencakup ;
1. Perencanaan pegawai
2. Penerimaan pegawai
3. Pembinaan dan pengembangan
pegawai
4. Promosi dam mutasi pegawai
5. Kompensasi
6. Penilaian pegawai
7. Pemberhentian/ pemutusan
hubungan kerja atau pensiun.
Sebab-sebab pemverhentian pegawai
dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Pemberhentian atas permohonan
sendiri
2. Pemberhentian oleh dinas atau
pemerintah
3. Pemberhentian sebab lain-lain
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi
yang dikemukakan sebelumnya, diperlukan sistem penilaian pegawai secara
obyektif dan akurat. Penilaian bagi tanaga kependidikan ini difokuskan pada
prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah.
D. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah
penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik, yakni
mulai masuk sampai dengan keluarnya siswa tersebut dari suatu sekolah.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur kegiatan-kegiatan bidang kesiswaan
agar proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur,
mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, bidang
manajemen kesiswaan memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan:
1. Penerimaan siswa baru
2. Kegiatan kemajuan belajar
3. Bimbingan dan pembinaan
disiplin
Penerimaan siswa baru perlu
dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah
atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu dengan mengurangi daya tampung
dengan jumlah anak yang tinggal kelas atau mengulang. Kegiatan penerimaan siswa
baru biasanya dikelola oleh panitia peneriamaan siswa baru (PSB). Dalam
kegiatan ini kepala sekolah membentuk panitia yang bertanggung jawab dalam
tugas tersebut. Bagi siswa yang berhasil diterima, dilakukan pengelompokan dan
orientasi sehingga secara fisik, mental, dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan
di sekolah.
Keberhasilan, kemajuan, dan
prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik, dapat dipercaya, dan
memiliki keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol
keberhasilan atau prestasi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di
sekolahnya. Kemajuan belajar siswa ini secara periodik harus dilaporkan kepada
orang tua, dengan menggunakan buku laporan pendidikan sebagai masukan untuk
berpartisipasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya belajar.
Tujuan pendidikan tidak hanya
untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta
aspek sosial emosional, disamping keterampilan-keterampilan lain. Sekolah tidak
hanya bertanggung jawab memberikan ilmu pengetahuan, tetapi memberikan
bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar,
emosional, dan sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan,
dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku
presesni siswa, buku lapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.
Keterlibatan guru dalam manajemen
kesiswaan dalam konteks sekolah, tidak sebanyak keterlibatannya dalam proses
pembelajaran. Dalam manajemen kesiswaan guru lebih banyak berperan secara tidak
langsung.
Beberapa peranan guru dalam
manajemen kesiswaan, guru lebih banyak berperan secara tidak langsung. Beberapa
peranan guru dalam manajemen kesiswaan sebagai berikut:
1. Dalam penerimaan guru, para guru
dapat dilibatkan untuk ambil bagian. Diantara mereka dapat ditunjuk menjadi
panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari
pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
2. Dalam masa orientasi, tugas
guru adalah membuat agar para siswa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah
barunya. Peranan guru sangat penting, karena andaikata terjadi salah langkah
pada saat pertama, dapat berakibat kurang menguntungkan bagi keselamatan jiwa
anak untuk waktu-waktu selanjutnya.
3. Untuk pengaturan kehadiran
siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga. Guru diharapkan mempu
mencatat/merekam kehadiran siswa meskipun dengan sederhana tetapi harus baik
dan benar. Data kehadiran ini, dimungkinkan untuk menjadi bahan pertimbangan
penilaian terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam penetapan
kenaikan kelas.
4. Dalam memotivasi siswa untuk
senantiasa berprestasi tinggi, guru juga harus dapat menciptakan suasana yang
mendukung hal tersebut.
5. Dalam menciptakan disiplin
sekolah atau kelas yang baik, peranan guru sangat penting, karena guru dapat
menjadi model. Untuk membuat siswa mempunyai disiplin yang tinggi, maka guru
harus mampu menegakkan disiplin dan tidak merusaknya sendiri. Disamping itu
guru juga harus mampu mengambil keputusan secara bijaksana dan konsisten untuk
memberikan ganjaran dan hukuman kepada para siswa yang pantas mendapatkannya.
E. Manajemen Keuangan dan
Pembiayaan
Dalam suatu lembaga pendidikan,
biaya pendidikan merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang
tidak dapat ditinggalkan. Dalam kondisi sangat darurat, mungkin pendidikan
masih dapat berlangsung tanpa adanya biaya. Akan tetapi setiap usaha
meningkatkan kualitas pendidikan selalu mempunyai konsekuensi keuangan dan
pembiayaan.
Keuangan dan pembiayaan merupakan
salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efisiensi dan
efektivitaas pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, malaksanakan, mengevaluasi, dan mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara trasparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan,
keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang menentukan dan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan
pembiayaan merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya
kegiatan-kegiatan proses pembelajaran di sekolah bersama dengan komponen lain.
Atau dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, agar
dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapinya
tujuan pendidikan di sekolah. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang
memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai
sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah karena pada umumnya
dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apalagi
dalam kondisi krisis seperti sekarang ini.
Sumber keuangan dan pembiayaan
pada suatu sekolah, secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber,
yaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah
pusat, daerah maupun kedua-duanya bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan
bagi kepentingan pendidikan
2. Orang tua atau peserta
didik(siswa)
3. Masyarakat, baik mengikat
maupun tidak mengikat
Biaya rutin adalah biaya yang
harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai(guru, dan bukan
guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan
alat-alat pengajaran (barang-barang habis dipakai). Biaya pembangunan,
misalnya, biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung,
perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran
lain untuk barang-barang tidak habis pakai. Dalam rangka implementasi MBS,
manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai
tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban
sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar
dimanfaatkan secara efisien dan efektif, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta
bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.
Komponen utama manajemen keuangan
meliputi:
1. Prosedur anggaran
2. Prosedur akuntansi keuangan
3. Pembelanjaan, pergudangan, dan
prosedur pendistribusian
4. Prosedur investasi
5. Prosedur pemeriksaan
Dalam pelaksanaannya, manajemen
keuangan ini mengabut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator
dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang uintuk
mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran.
Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan
pembeyaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah
ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan
penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya
yang dapat dinilai dengan ruang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.
F. Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar. Adapun yang dimaksud
dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses belajar mengakar.
Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar
dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana
yang baik diharapkan dapat menciptakakan sekolah yang bersih, rapi, indah,
sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid
untuk berada di sekolah. Selain itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau
fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan
dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan
pengajar maupun siswa sebagai peserta didik.
G. Manajemen Hubungan Sekolah
dengan Masyarakat
Sekolah dan masyarakat mempunyai
hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah secara
efisien dan efektif. Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan
atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh
karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang
tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat
bertujuan antara lain untuk:
1. Memajukan kualitas
pembelajaran dan pertumbuhan anak
2. Memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat
3. Menggairahkan masyarakat untuk
menjalin hubungan dengan masyarakat.
Kepala sekolah yang baik
merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan hubungan yang baik antara
sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus manaruh perhatian tentang
apa yang dipikirkan orang tua tentang sekolah. Hubungan kerja sama yang harmonis
akan membentuk:
1. Saling pengertian antara
sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga lain yang ada dimasyarakat,
termasuk dunia kerja
2. Saling membantu antara sekolah
dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing
3. Kerja sama yang erat antara
sekolah dengan berbagai pihak yang ada dimasyarakat dan mereka merasa ikut
bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan disekolah
H. Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus meliputi
manajemen perpustakaan, kesehatan dan keamanan sekolah. Manajemen
komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efisien dan
efektif.
Perpustakaan yang lengkap dan
dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan
mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik
pada waktu-waktu kosong di sekolah maupun di rumah.
Manajemen layanan khusus lain
adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah berbagai satuan pendidikan yang
bertugas dan bertanggung jawab melaksakan proses pembelajaran, tidak hanya
bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap saja, tetapi
harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik.
Selain itu sekolah juga perlu
memberikan pelayanan keamanan kepada peserta didik dan para pegawai yang ada di
sekolah agar mereka dapat belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang dan
nyaman.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen kurikulum dan program
pengajaran merupakan bagian integral dari manajemen berbasis sekolah, mencakup
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilainnya kurikulum. Perencanaan dan
pengembangan kurikulum nasional pada dasarnya telah dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu, pada level sekolah, yang paling
penting adalah bagaiman merealisasikan dam menyesuaikan kurikulum tersebut
dengan kegiatan pembelajaran.
Manajemen tenaga kependidikan
atau manajemen personalia pendidikan di sekolah bertujuan untuk mendayagunakan
tanaga kependidikan – guru di SD – secara efisien dan efektif untuk mencapai
hasil yang optimal namun tetap dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan.
Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan oleh pimpinan
adalah merekrut, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai
tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku,
memaksimalkan perkembangan karier tenaga kependidikan, menyelaraskan tujuan
individu dengan istitusi (sekolah).
Manajemen kesiswaan atau
manajemen peserta didik merupakan salah satu bidang operasional MBS. Manajemen
kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan
peserta didik, yakni mulai masuk sampai dengan keluarnya siswa tersebut dari
suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan saja,
melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu
upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di
sekolah.
Keuangan dan pembiayaan merupakan
salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efisiensi dan
efektivitaas pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, malaksanakan, mengevaluasi, dan mempertanggungjawabkan pengelolaan
dana secara trasparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar
dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan. Sekolah dan masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dalam
mencapai tujuan pendidikan di sekolah secara efisien dan efektif. Manajemen
layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan dan keamanan sekolah.
Manajemen komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang
efisien dan efektif.
B. SARAN
Untuk lebih memahami semua
tentang manajemen komponen sekolah, disarankan kepada para pembaca untuk
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Samad, Sulaiman dkk. 2009.
Profesi Keguruan. FIP – UNM. Makassar
mau tanya nih, gmna cara mudah membuat artikel, karya ilmiah tentang sosial????
ReplyDelete